Rabu, 19 Februari 2014

"Pengertian Pubertas Beserta Ciri-Cirinya"


Secara etimologis, pengertian pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti “Usia Kedewasaan”. Kata ini lebih mengindi kasikan pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi ketika individu secara seksual menjadi matang sehingga dapat memberikan keturunan. Masa ini disebut masa sulit karena individu memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Menurut pendapat Hurlock (Al Migwar, 2006).
“Masa puber adalah fase dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual”. Ahli lain yaitu Root (Hurlock, 1994) menyatakan masa puber adalah: Periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapainya kematangan reproduksi.
Secara psikologis Syamsudin (1990) menyatakan bahwa “Masa puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh psikologisnya”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan yang dimaksud masa pubertas adalah masa transisi atau perubahan dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual sehingga terjadi proses perubahan proporsi tubuh yang ditandai dengan kematangan seksual dan alat reproduksi. Pada wanita kematangan seksual ini ditandai dengan terjadinya menstruasi dan pada laki-laki terjadinya mimpi basah yang pertama. Dari aspek psikologis usia pubertas adalah masa krisis identitas disertai reaksi dan depresi yang dipengaruhi oleh psikologisnya.
Berdasarkan pendapat Tanner JM dalam bukunya Growth An Adolesense (1962) membagi atau mengklasifikasikan masa pubertas berdasarkan Sex Maturity Rate (SMR) atau Kematangan Seksual Dasar, sebagai berikut:
Early adolesen (pubertas dini)
Early adolesen (pubertas dini), dengan ciri-ciri pada wanita antara lain:
  1. Terjadi pada usia 10-13 tahun 
  2. SMR I dan II, dengan ciri-ciri: Rambut pubis dari tidak ada menjadi ada tetapi jarang dansedikit, Payudara dan papila mulai menonjol, Rambut mulai berpigmen (warnanya tegas) bulu masih lurus dan ada pada batas medial labia, Payudara muda tampak seperti bukit kecil, diameter areola mamae bertambah.
Adapun ciri-ciri pada laki-laki antara lain:
  1. Terjadi pada usia 10½-13½ tahun. 
  2. SMR I dan II, dengan ciri-ciri: Rambut pubis sedikit panjang, sedikit berpigmen (warnanya), Penisnya ada pembesaran ringan, Testisnya: skrotum membesar, tekstur lebih kasar warnanya merah muda (warna sudah berubah)
Midle adolesen (remaja belia)
Midle adolesen (remaja belia) dengan ciri-ciri pada wanita antara lain:
  1. Terjadi pada usia 12-14 tahun 
  2. Sex Maturity Rate stadium III dan IV
Ciri-ciri stadium III bagi perempuan: Rambut pubis lebih hitam mulai keriting, jumlahnya bertambah, Payudara dan areola membesar, tidak ada pemisahan garis bentuk.
Stadium IV untuk wanita ciri-cirinya: Rambut pubis kasar, keriting, bertambah banyak, tetapi jumlahnya lebih sedikit dari orang dewasa, Areola dan papila membentuk bukit kedua.
Midle adolesen pada anak pria memiliki ciri-ciri antara lain: Terjadi pada usia 13½-15 tahun, SMR III dan IV, Stadium III untuk laki-laki ciri-cirinya sebagai berikut: Rambut pubis lebih hitam, mulai keriting jumlahnya sedikit, Penis lebih panjang, Testis lebih besar.
Stadium IV untuk laki-laki ciri-cirinya: Rambut pubis menyerupai rambut dewasa, tetapi jumlahnya masih sedikit, kasar, keriting, Penisnya lebih besar, ukuran glents penis maupun, penisnya, Testisnya lebih besar, skrotum hitam
Late adolesen (remaja akhir)
Dengan ciri- ciri pada wanita antara lain:
  1. Usia di atas 14 tahun 
  2. Rambut pubis berupa segitiga dan menyebar kepermukaan paha. 
  3. Bentuk payudara dewasa, papila menonjol. 
  4. Areola merupakan bagian dari garis bentuk umum payu dara.
Adapun ciri-ciri pada laki-laki antara lain:
  1. Terjadi pada usia 15 tahun ke atas 
  2. Rambut pubis dewasa yang menyebar kepermukaan medial paha. 
  3. Penis ukuran dewasa 
  4. Testis ukuran dewasa
Masa pubertas anak normal dengan anak tunagrahita ringan, dialaminya dengan tidak ada perbedaan yang mencolok. Persamaannya akan terjadi perubahan alat-alat reproduksi seperti matangnya ovarium yang ditandai dengan dimulainya menstruasi.
Perbedaannya terletak pada perilaku yang muncul pada saat tercapainya kematangan alat-alat seksual. Pada anak remaja biasa dorongan-dorongan seksual dapat diredam karena masih memperhatikan etika atau norma-norma yang berlaku umum. Pada anak tunagrahita ringan dimana kemampuan sosial emosinya terhambat, dorongan-dorongan seksual tidak bisa dialihkan atau diredam secara wajar sehingga akan muncul perilaku-perilaku seperti masturbasi yang dilakukan di sembarang tempat.
Mereka tidak memahami kalau perilaku yang dimaksud tidak sesuai dengan tuntutan norma. Perilaku lain yang sering dilakukan oleh mereka yaitu membicarakan perasaan cintanya pada orang yang baru dikenal atau mereka tanpa rasa malu menyatakan cinta pada seseorang dihadapan orang lain.
Hal lain yang sering mereka lakukan yaitu menggaruk-garuk kelaminnya sendiri dihadapan orang lain. Bagi remaja biasanya hal ini tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma dan perbuatan tersebut sangat memalukan. Perilaku lain yang sering muncul yaitu berpelukan antara pria dan wanita di depan orang banyak. Perilaku tersebut mungkin dilakukan remaja biasa tetapi secara sembunyi-sembunyi karena perilaku itu tidak sesuai dengan norma masyarakat. Mengucapkan kata-kata yang cabul sering terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas, misalnya dengan mengucapkan nama jenis kelamin antara laki-laki atau perempuan. Selain di kelas kata-kata itu sering mereka lontarkan saat mereka bermain-main.

Sabtu, 15 Februari 2014

Susunan Jaringan Pada Akar


Susunan Jaringan Pada Akar
Apabila sepotong akar disayat secara melintang dan diamati dengan menggunakan mikroskop, akan tampak jaringan-jaringan pokok yang menyusunnya, yaitu dari luar ke dalam berturut-turut adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Tentu saja terdapat variasi antara berbagai jenis tumbuhan dan antara akar muda dan akar tua.



Gambar di atas menunjukkan susunan jaringan yang terdapat pada akar. Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan berfungsi sebagai penyerap air. Sebagian sel epidermis mengalami modifikasi membentuk rambut akar yang membantu memperluas bidang penyerapan. Bagian korteks pada akar terdiri atas jaringan parenkim. Ciri-cirinya adalah terdapat ruang antarsel untuk transportasi gas dan penampung oksigen yang diperlukan dalam respirasi sel. Pada bagian stele terdapat berkas jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem yang letaknya bergantian dan tersusun dalam lingkaran.
Jaringan meristem terdapat di ujung akar yang diikuti dengan daerah pemanjangan. Di ujung akar terdapat tudung akar/kaliptra. Tudung terdiri dari sel-sel parenkim yang berdinding tipis. Fungsinya adalah sebagai pelindung jaringan meristem dan mengatur arah pertumbuhan akar. ,

"Pengertian Jurnalisme"

Kewartawanan atau jurnalisme (berasal dari kata journal), artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari istilah bahasa Latin diurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.
Di Indonesia, istilah "jurnalistik" dulu dikenal dengan "publisistik". Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.
Kewartawanan dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya disunting sebelum diterbitkan.
Para wartawan seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pemberitaan (pers).
Aktivitas utama dalam kewartawanan adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau yang sedang hangat (trend). Kewartawanan meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilahTelevisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempomerupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI